Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Senin, Januari 12, 2009

Arboretum BDK Pekanbaru

Arboretum BDK Pekanbaru
Apa Kabar ????
Oleh : Jonotoro


A.Latar Belakang
Dengan meningkatnya populasi manusia, maka tekanan terhadap keberadaan hutan alam juga semakin meningkat. Tekanan ini disebabkan karena meningkatnya keperluan lahan untuk pertanian, pemukiman, areal industri serta keperluan non kehutanan lainnya. Demikian pula dengan kondisi hutan alam Riau, semakin terancam keberadaannya. Pengalaman membuktikan bahwa banyak jenis pohon yang belum sempat diketahui sifat, manfaat maupun nama ilmiahnya namun telah terlanjur punah.
Sebelum hal ini terjadi, sudah selayaknya kita harus mengetahui berbagai jenis pohon yang tumbuh di alam sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal dan lestari bagi kesejahteraan manusia.
Agar sisa prototipe hutan tropika basah dataran rendah ini masih bisa diselamatkan, maka keberadaan Arboretum di Balai Diklat Kehutanan Pekanbaru merupakan salah satu langkah strategis yang perlu didukung secara penuh sehingga generasi mendatang dapat memperoleh manfaat dari hutan alam, baik untuk kepentingan ekonomis maupun ekologis serta sosial budaya. Untuk mencapai tujuan mulia ini, tentu saja beberapa tindakan perlu dilakukan sehingga kualitas arboretum bisa ditingkatkan.

B.Sejarah Singkat Arboretum
Arboretum pertama kali diperkenalkan oleh John Claudius Loudon pada tahun 1833 dalam bukunya yang berjudul ”Gardeners Magazine”. Arboretum yang pertama di dunia di bangun di Croasia pada tahun 1492, yakni arboretum Trsteno.
Arboretum berasal dari kata arborÄ“tum atau “arbor” yang berarti pohon. Secara ringkas arboretum merupakan tempat yang ditumbuhi pepohonan. Terdapat beberapa definisi mengenai arboretum. Diantaranya adalah:
1. Arboretum is a botanical garden primarily devoted to trees and other woody plants, forming a living collection of trees intended at least partly for scientific study.( http://en.wkipedia.org/wiki/arboretum )
2. Arboretum is a place where trees and other plants are grown for educational or scientific purposes (http://www.nwmissoera. Edu/arboretum)
3. Arboretum is a place where an extensive variety of woody plants are cultivated for scientific, educational, and ornamental purposes. (Columbia Encyclopedia).
Dari beberapa definisi diatas dan definisi lainnya, menurut penulis dapat disimpulkan bahwa arboretum adalah:
1. Areal yang terdiri dari pepohonan sebagai tumbuhan dominant
2. Untuk tujuan ilmu pengetahuan dan pendidikan/laboratorium alam
3. Tempat koleksi hidup berbagai jenis pohon (areal konservasi jenis, in situ maupun ex situ) )
4. Tempat perenungan/komtemplasi

C. Penebangan Pohon di Arboretum

Pada beberapa waktu lalu penulis sempat ditanya oleh beberapa rekan tentang arboretum. Pertanyaan yang diajukan adalah “ apakah tidak boleh melakukan penebangan pohon di areal arboretum??”. Pertanyaan ini nampaknya muncul sebagai akibat dari penebangan pohon yang terjadi di arboretum BDK Pekanbaru beberapa waktu lalu.
Pertanyaan serupa telah diajukan pula kepada beberapa orang di BDK Pekanbaru dengan latar belakang pendidikan kehutanan. Jawabannya adalah “tidak boleh melakukan kegiatan penebangan di areal arboretum”.
Berangkat dari pertanyaan dan jawaban seperti itu, penulis mencoba menjawabnya dengan beberapa argumentasi.
Jawaban yang penulis berikan terhadap pertanyaan tersebut adalah:
1. Arboretum bukan cagar alam yang tidak boleh ada campur tangan manusia dalam merehabilitasinya. Dengan kata lain, jika terjadi gangguan pada cagar alam, maka hanya alam yang akan melakukan rehabilitasi melalui suksesi. Dengan kata lain manusia boleh campur tangan dalam mengelola arboretum, termasuk menebang pohon tertentu, sepanjang itu diperlukan.
2. Penebangan pohon boleh dilakukan di arboretum, jika tujuanya adalah untuk meningkatkan kualitas arboretum termasuk meningkatkan keanekaragaman jenis pohon. Contoh kegiatan itu adalah peneresan terhadap pohon yang tidak dikehendaki. Penerasan ini bertujuan agar keperluan jenis lain yang tumbuh dibawahnya terhadap cahaya matahari dapat terpenuhi. Ingat beberapa jenis pohon terutama kelompok Dipterocarpaceae bersifat semi tolerant.
3. Teknik penebangan terhadap pohon yang tidak dikehendaki harus memperhatikan keselamatan tanaman yang akan dipelihara. Misalnya, dilakukan peneresan terlebih dahulu; pembuang dahan sebelum pohon ditebang; memperhatikan arah rebah pohon, dan lain sebagainya.
Seperti dalam pengelolaan hutan produksi alam pada hutan bekas tebangan, kegiatan penebangan terhadap pohon yang tidak dikehendaki ini lazim dikenal dengan nama Timber stand Improvement, dengan dua kegiatan utama adalah Refining dan liberation cutting.

D. Implikasi Terhadap Arboretum BDK Pekanbaru
Berangkat dari jawaban diatas, dan dalam rangka upaya meningkatkan kualitas Arboretum BDK Pekanbaru, maka rekan-rekan yang bertanggung jawab terhadap arboretum tidak perlu ragu melakukan kegiatan membuang pohon sepanjang kegiatan itu bertujuan meningkatkan kualitas arboretum. Hal ini perlu dikemukakan sebab beberapa rekan tidak berani melakukan peneresan terhadap pohon yang tidak dikehendaki, pada hal tujuannya adalah agar tanaman meranti atau jenis lain yang tumbuh dibawahnya sudah saatnya memerlukan cahaya matahari yang lebih banyak.
Sebagai ilustrasi dapat disampaikan tentang kondisi arboretum BDK Pekanbaru yang berada di kampus utama Arengka. Karena sejak dibangunnya arboretum ini penulis selalu terjun langsung sejak perencanaan, pembersihan, penanaman maupun pemeliharaan (termasuk penyulaman, pendangiran dan kegiatan lainnya) maka sejak satu tahun lalu telah dilakukan peneresan terhadap beberapa pohon akasia dengan tujuan utama adalah memberikan cahaya matahari yang cukup agar tanaman dibawahnya dapat tumbuh dengan baik (pada umumnya kelompok Dipterocarpaceae); sedangkan alasan kedua adalah menghilangkan akasia yang terkenal sebagai invasif species yang saat ini cenderung telah menjadi gulma (weed species).

Kembali pada akar persoalan, jika pemahaman tidak boleh menebang pohon di arboretum ini tidak dijernihkan, maka alasan untuk tidak bekerja serius (baca malas-malasan) dalam mengelola arboretum menjadi semakin kuat. Dan jika paham ini telah masuk ke masing-masing jiwa pegawai, aku tak tahu lagilah nasib Arboretum BDK Pekanbaru.
Jadi kepada rekan-rekan yang bertugas di arboretum maupun rekan-rekan terkait lainnya, jangan ragu berbuat yang terbaik untuk meningkatkan kualitas arboretum (termasuk penyediaan anggaran). Insya Allah ini menjadi ladang amal buat anda semua. Amien ya robal alamin.


Pekanbaru, 6 Juli 2008,
Penulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar